Oleh : T. Mirwan Sahputra
Secara fisik
antara handphone GSM dan CDMA tidak ada perbedaan yang mencolok bahkan kalau
dilihat sekilas keduanya serupa. Yang membedakan adalah kartu yang dipakai atau
operator selular yang mengoperasikan kedua jenis jalur ini. Sebagai contoh
operator yang bekerja di jalur keduanya yaitu operator CDMA antara lain smart, flexi, esia, fren, starone, ceria,
sedangkan operator GSM meliputi : Simpati, As, XL bebas, XL Jempol, Mentari,
Im3, Three dan masih ada yang lain. Untuk lebih jelas bisa ditanyakan ke
counter-counter terdekat, karena hampir setiap tahun lahir penyelenggara
operator yang baru dengan layanan yang beragam. Sedangkan penyelenggara
operator yang lama menambah jenis layanan yang baru pula sehingga lebih
kompetitif.
Prinsip Kerja
Sebelum membahas
lebih dalam mengenai teknologi GSM dan CDMA, ada baiknya jika Anda mengerti
terlebih dahulu sistem pengiriman dan penerimaan data dalam jaringan digital,
khususnya dalam dunia komunikasi. Semua
data yang dikirim maupun diterima dalam jaringan ini harus dalam bentuk
digital. Hal yang sama juga berlaku untuk suara yang dikeluarkan dan diterima
oleh penelepon saat berkomunikasi. Suara yang dikirimkan oleh penelepon akan
diterima oleh microphone pada ponsel. Selanjutnya, suara ini akan diubah
menjadi bentuk digital dan dikirimkan melalui gelombang radio ke Base
Transceiver Station (BTS) milik operator yang digunakan. BTS inilah yang
menerima data dan ponsel yang digunakan tadi dan meneruskannya (switching) ke
BTS tujuan. Dan BTS tujuan ini, data selanjutnya akan dikirimkan ke ponsel
tujuan yang seharusnya menerima panggilan tersebut. Tentu saja, ponsel penerima
akan mengubah data digital yang diterima menjadi bentuk suara agar bisa
didengar oleh penerima. Prinsip umum ini berlaku pada semua sistem digital,
baik GSM maupun CDMA. Namun, detail prinsip kerja dan kedua sistem digital
tersebut tidaklah sama.
GSM (Global System for Mobile) Communications
GSM atau Global System for Mobile Communications
merupakan teknologi digital yang bekerja dengan mengirimkan paket data
berdasarkan waktu, atau yang lebih dikenal dengan istilah timeslot. GSM sendiri
merupakan turunan dari teknologi Time Division Multiple Access (TDMA).
Teknologi TDMA ini mengirimkan data berdasarkan satuan yang terbagi atas waktu,
artinya sebuah paket data GSM akan dibagi menjadi beberapa time slot.
Timeslot inilah yang akan digunakan oleh pengguna
jaringan GSM secara ternporer (sementara). Maksud dan digunakannya timeslot
secara temporer adalah timeslot tersebut akan dimonopoli oleh pengguna selama
mereka gunakan, terlepas dan mereka sedang aktif berbicara atau sedang idle
(diam).
Gambaran yang lebih mudah untuk memahami prinsip
kerja GSM. Analoginya seperti ini: andaikan
sebuah armada taksi (dalam kasus ini berperan sebagai operator) yang memiliki
100 armada taksi (armada sebagai time slot). Armada taksi (timeslot) tersebut
disewa oleh penumpang (pengguna). Secara otomatis, armada taksi tersebut tidak
bisa digunakan oleh pengguna lain, walaupun bisa jadi pengguna tadi sedang
tidak berada di dalam taksi (seperti sedang menunggu atau sedang bertamu ke
suatu tempat sedangkan taksinya disuruh menunggu). Dalam posisi seperti ini,
sudah jelas bahwa taksi itu sudah di-booking oleh pengguna pertama dan tidak
mungkin melayani penumpang lain. Taksi tersebut baru bisa digunakan oleh
penumpang lain ketika pengguna pertama sudah selesai menggunakan taksi tersebut
(sudah sampai tujuan dan sudah dibayar). Inilah yang disebut prinsip monopoli
temporer pada jaringan GSM.
Dari gambaran di atas terlihat jelas bahwa sistem
GSM tidak mengizinkan penggunaan ponsel jika sistemnya sudah penuh (saat
seluruh armada taksi sudah disewa, maka tidak ada lagi taksi kosong untuk
disewa penumpang baru). Inilah yang membuat pengguna akan mendengar nada sibuk
dari ponselnya saat hendak melakukan panggilan keluar (outgoing call). Namun,
prinsip yang digunakan oleh GSM juga memiliki kelebihan. Teorinya, timeslot
dedicated yang disediakan ini menjamin penggunanya bisa mendapatkan kualitas
layanan komunikasi yang lebih konstan, tidak naik turun.
Kekurangannya
adalah ketika jaringan GSM sudah penuh, maka pemilik ponsel biasanya akan
mengalami kesulitan untuk melakukan panggilan atau bahkan menerima panggilan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
timeslot kosong yang bisa digunakan. Kembali ke analogi di awal pembahasan:
jika semua armada taksi sudah disewa, Anda tidak akan mendapatkan taksi kosong.
CDMA (Code Division Multiple Access)
Berbeda dengan teknologi GSM, teknologi CDMA tidak
menggunakan satuan waktu, melainkan menggunakan sistem kode (coding). Prinsip ini sesuai dengan singkatan CDMA
itu sendiri, yaitu Code Division Multiple Access. Jadi, sistem CDMA menggunakan kode-kode tertentu
yang unik untuk mengatur setiap panggilan yang berlangsung. Kode yang unik ini
juga akan mengeliminir kemungkinan terjadinya komunikasi silang atau bocor.
Seperti sudah dibahas di awal, CDMA tidak
menggunakan satuan waktu seperti layaknya GSM/TDMA. ini menjadikan CDMA
memiliki kapasitas jaringan yang lebih besar dibandingkan dengan jaringan GSM.
Namun, hal ini tidak berarti jaringan CDMA akan lebih baik daripada jaringan
GSM karena tetap ada batasan-batasan tertentu untuk kapasitas jaringan yang
dimiliki oleh CDMA.
Seperti jaringan GSM, analogi yang sederhana untuk
memudahkan Anda memahami prinsip kerja jaringan CDMA seperti ini: jika jaringan
GSM diumpamakan sebagai armada taksi, maka jaringan CDMA bisa diumpamakan
sebagai sebuah bus. Sebuah bus
(diumpamakan sebagai frekuensi) bisa menangani banyak penumpang bus (pengguna
yang melakukan panggilan). Hal ini dimungkinkan karena setiap penumpang
menggunakan kode tertentu yang unik. Hal ini juga yang memungkinkan tidak
terjadinya komunikasi silang atau bocor. Setiap penumpang bisa berbicara dan
menentukan tujuannya tanpa takut terganggu ataupun mengganggu penumpang lain.
Bus ini juga tidak akan dimonopoli oleh satu orang saja, sehingga setiap orang
bisa menggunakan bus tersebut untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuannya
masing-masing.
Namun, seperti layaknya sebuah bus, jika sudah
terlalu banyak penumpang maka jalannya semakin berat dan kenyamanan penumpang
akan terganggu (isi dalam bus akan semakin sesak). Hal yang sama juga terjadi
di jaringan CDMA yaitu jika jaringan sudah terlalu penuh, maka yang terjadi
adalah penyusutan coverage area (ruang lingkup atau jangkauan) dan jaringan
CDMA itu sendiri. Jika diumpamakan, semakin sesak isi bus maka ruang gerak
setiap penumpang juga akan menyempit. Tidak jarang pula kualitas suara menjadi
korban dan penuhnya jaringan CDMA.
Kesimpulan: Tidak ada gading yang tidak
retak
Sistem
telepon selular berbasis digital, baik itu GSM maupun CDMA memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Untuk area yang lebih padat penggunaannya,
teknologi CDMA tampaknya lebih unggul untuk melayani banyak sambungan secara
bersamaan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dan jaringan CDMA itu sendiri.
Dengan menggunakan jaringan CDMA, sebuah daerah yang padat penggunaannya akan
memiliki kemungkinan koneksi yang lebih tinggi, walaupun bisa jadi terjadi
penurunan coverage area dan kualitas suara jika beban jaringan terlalu tinggi.
Teknologi GSM pada intinya lebih sesuai untuk daerah yang tidak terlalu padat,
namun sangat membutuhkan coverage area yang konstan. Selain itu, area perkotaan
sekarang memiliki banyak gedung bertingkat. Karakter geografis seperti ini
sangat berpotensi memperlemah sinyal sehingga coverage area semakin kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar Anda!
Mari kita terus berbagi....................